BANJARNEGARA – Spanduk “Masuk Kota Banjarnegara Tidak Perlu Pakai Pasport” menjadi perhatian masyarakat dan pengguna jalan. Spanduk yang ada ada di tiga titik di wilayah jalan nasional Banjarnegara, yakni Klampok Mandiraja dan Sigaluh itu sangat jelas terbaca oleh pengendara yang melintas.
Umumnya mereka setuju dan senang dengan kebijakan Pemerintah Kabupaten Banjarnegara yang terpampang jelas dalam spanduk itu. Apalagi pada 2 hari pelaksanaan gerakan “Jawa Tengah di rumah saja” tanggal 6-7 Februari, banyak daerah yang melakukan pemeriksaan ketat di tapal batas wilayahnya. guna mengantisipasi penyebaran virus Covid-19.
Menurut Suhadi (53) warga Rakit, dirinya sangat setuju dengan kelonggaran yang diberikan oleh pemerintah Kabupaten Banjarnegara, dengan tidak mengeluarkan aturan yang terlalu ketat yang justru merepotkan masyarakat yang hendak melakukan aktivitas ekonomi.
Pedagang benih ikan ini khawatir kalau bepergian ke Kabupaten tetangga untuk menjual dagangannya.
“Takut kena razia, nanti harus antigen, harus rapid, swab, lah saya uang dari mana. Hidup sudah susah kok malah ditambaih kayak gitu,” ujar Suhadi di Banjarnegara, Minggu (7/2/2021).
Senada dengan itu, Soenarko (51) warga Banyumas yang menjadi guru di sebuah sekolah di Banjarnegara, turut gembira dengan kebijakan tersebut.
“Kami sudah sangat menjaga protokol kesehatan, jadi kalau harus menghadapi pemeriksaan seperti itu, ya mending menghindar,” ungkapnya.
Sementara itu, Bupati Budhi Sarwono ketika diminta komentarnya menjelaskan, istilah “paspor” mungkin merujuk pada banyaknya keluhan masyarakat yang keberatan ketika masuk ke lain daerah, harus diperiksa dan harus punya surat-surat dan kelengkapannya.
“Memang tidak tiap hari dan tiap saat, tapi mereka jadi was-was jika ingin bepergian. Nah, untuk pendatang yang masuk Banjarnegara, tidak ada rapid, swab atau antigen. Hanya diperintahkan cuci tangan dan pakai masker dengan benar,” terang Budhi.
Dia berpendapat, masyarakat sudah pintar, sudah dewasa. Baik tua maupun muda mayoritas sudah teredukasi dengan baik untuk kesadaran mematuhi protokol kesehatan.
“Masyarakat sudah sadar menjaga protkes. Sekarang yang diperlukan adalah memperbaiki ekonomi ekonomi. Kalau ekonomi bangkit, masyarakat tercukupi kebutuhannya, dengan begitu imun meningkat. sehingga mereka bisa menjaga kesehatannya secara baik dan mandiri,” imbuhnya.
Hingga hari kedua pelaksanaan gerakan Jawa Tengah di rumah saja di Banjarnegara, pasar tradisional, toko modern, rumah makan, Cafe dan kegiatan ekonomi rakyat tetap berjalan sebagaimana biasa. Namun
Banjarnegara masih menerapkan PPKM tahap kedua hingga 8 Februari besok. (kominfobna_prs)