Kreatif! Selama Pandemi MIM Sigeblog Banjarnegara Ditanami Porang

BANJARNEGARA – Pandemi bagi dunia pendidikan selain mengharuskan kreativitas dalam pembelajaran, ternyata juga menjadikan para guru kreatif memanfaatkan waktu dan ruang yang banyak tersedia. Seperti yang dilakukan oleh Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) Sigeblog, Banjarmangu, Banjarnegara. Di sela-sela waktu memberikan materi dan tugas secara online, guru MIM Sigeblog menyempatkan diri untuk memanfaatkan pekarangan madrasah yang tidak terpakai untuk ditanami porang. Guru yang mendapat jadwal WFO (Work From Office), secara bergiliran “beralih profesi” menjadi petani porang. Porang merupakan tanaman umbi endemik di Banjarmangu, yang banyak manfaatnya karena rendah kolesterol.

Kepala MIM Sigeblog Heru Prasetyo, Jumat (12/3/2021), menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mengisi waktu, guna menghilangkan kejenuhan selama di madrasah.

“Menanam porang, merupakan salah satu cara guru di madrasah kami untuk menghilangkan kebosanan mereka di madrasah. Hal itu karena memberikan tugas dan materi secara online hanya butuh waktu hanya beberapa jam saja, dan sisanya untuk mengerjakan administrasi yang lain. Setelah itu masih banyak sisa waktu sampai jam pulang. Karenanya lebih baik waktu tersebut kita manfaatkan untuk bertani, karena hasilnya menjanjikan” ujar Heru.

Bahkan Heru berharap, ke depan andai pandemi telah berakhir, selain untuk mengisi sela-sela waktu di madrasah, ia juga akan menjadikan madrasahnya sebagai madrasah plus dengan keunggulan wirausaha pertanian.

“Kami memiliki pekarangan yang cukup, dan selama ini belum termanfaatkan, jadi ini menjadi solusi supaya pekarangan yang ada termanfaatkan. Ke depan tentu tidak hanya guru, namun siswa juga akan kita ajak berlatih wirausaha pertanian” tambahnya

Guru MIM Sigeblog, Abdul Jasan, berujar bahwa dirinya merasa senang dengan kegiatan menanam porang di Madrasah.

“Kami sangat senang bisa mengisi kegiatan menanam porang di sela-sela waktu selama di Madrasah, karena dengan berkebun dan menjadi petani dadakan menjadikan kami tidak jenuh di madrasah, sekalipun belum bisa beraktifitas sebagaimana saat kondisi normal” kata Abdul.  Ia berharap dengan adanya tanaman porang, lingkungan madrasah menjadi terlihat lebih berisi dan kedepannya berharap ada nilai ekonomis yang dapat membantu dalam kegiatan pembelajaran maupun perekonomian warga sekolah.

“Minimal hasil panen porang nantinya bisa kita makan bersama sebagai kudapan para guru,” ujar Abdul. (hen/mjp).

Bagikan info ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *