Banjarnegara, SoluSI.info – Peningkatan kapasitas pengetahuan dan pemahaman mengenai keorganisasian, kepemimpinan dan ideologi (upgrading), merupakan hal penting yang harus dikuasai oleh kader-kader Pemuda Muslim kabupaten Banjarnegara yang memiliki jargon bangun, bergerak dan berdaya guna. Berbagai jalan dapat ditempuh untuk meningkatkan kapasitas tersebut, salah satunya melalui forum diskusi ilmiah. Forum ini dapat menjadi model upgrading para pengurus dan kader Pemuda Muslim yang cukup efektif selain Traing Center.
Pusat Kajian Islam dan Kebangsaan (PeKIK) kabupaten Banjarnegara, sebuah lembaga kajian independent yang didrikan oleh Pimpinan Cabang Syarikat Islam Banjarnegara ini bertugas untuk membangun kapasitas intelktualitas kader-kader Syarikat Islam sehingga tumbuh sikap dan sifat militan terhadap organisasi yang dilandasi ghiroh perjuangan dengan bersandar pada sebersih bersih tauhid, setinggi-tinggi ilmu dan sepandai-pandai siasyah dalam kerangka mewujudkan cita-cita luhur kaum Syarikat Islam yakni mewujudkan tata dunia muslim yang sesungguhnya dengan menjalankan Islam seluas-luas dan sepenuh-penuhnya.
Dalam rangka melaksanakan amanah tersebut PeKIK kabupaten Banjarnegara menggandeng pengurus dan kader-kader Pemuda Muslim untuk bersama-sama menyelenggarakan Upgrading yang dikemas dalam bentuk sekolah kader dengan materi kajian ilmiah tentang keorganisasian, kepemimpinan dan ideologi pada tanggal 24-25 September 2022.
Kegiatan yang dilaksanakan di area Cagar Literasi yang terletak di dukuh Kayusemut desa Petuguran Kecamatan Punggelan ini berlangsung selama dua hari diikuti oleh 30 (tigapuluh) peserta yang terdiri dari Divisi-divisi PeKIK, Pengurus Cabang Pemuda Muslim dan Pimpinan Anak Cabang Pemuda Muslim serta Ketua Pimpinan Ranting Pemuda Muslim desa Petuguran sekaligus sebagai pengelola Cagar Literasi, dan dibuka oleh Sekretaris Pimpinan Cabang Syarikat Islam Kabupaten Banjarnegara.
Pada saat sambutan diacara pembukaan Mustangin selaku Sekretaria Pimpina Cabang Syarikat Islam menegaskan bahwa Pemuda Muslim harus menjadi kader-kader militan yaitu kader yang betul-betul memahami organisasi, kepemimpinan dan ideologi dengan baik sehingga dalam menjalankan roda organisasi tidak asal-asalan.
“kalian sebagai Pemuda Muslim harus menjadi kader-kader militan yaitu kader yang betul-betul memahami organisasi, kepemimpinan dan ideologi dengan baik sehingga dalam menjalankan roda organisasi tidak asal-asalan.” Tegas Tangin.
“ikuti kegiatan ini sampai selesai sehingga kalian benar-benar faham organisasi Pemuda Muslim, kalian adalah generasi penerus perjuangan Syarikat Islam.” Sambung Tangin.
Leken Setyadi atau yang akrab disapa Kang Leken selaku Direktur PeKIK sekaligus sebagai pemateri mengatakan bahwa Pemuda Muslim adalah organisasi pengkaderan, organisasi ini merupakan garda terdepan dalam pembentukan kader Syarikat Islam. Apabila Pemuda Muslim tidak melahirkan kader berarti mesin organisasi ada yang rusak sehingga roda organisasi tidak berjalan sebagaimana mestinya, maka melalui kerja sama ini diharapkan mampu mendobrak pengetahuan, pemahaman dan semangat juang pengurus Pemuda Muslim dalam menghidupkan mesin organisasi sehingga kedepan lahir kader-kader Syarikat Islam yang memiliki militansi yang tinggi terhadap organisasi.
“Pemuda Muslim adalah organisasi pengkaderan, Pemuda Muslim harus menjadi garda terdepan dalam pembentukan kader Syarikat Islam. Apabila Pemuda Muslim tidak melahirkan kader berarti mesin organisasi ada yang rusak sehingga roda organisasi tidak berjalan sebagaimana mestinya, maka melalui kerja sama ini kami berharap mampu mendobrak pengetahuan, pemahaman dan semangat juang pengurus Pemuda Muslim dalam menghidupkan mesin organisasi sehingga kedepan lahir kader-kader Syarikat Islam yang memiliki militansi yang tinggi terhadap organisasi.” Jelas Leken.
Respon positif dan antusiasme para peserta dalam mengikuti kegiatan, menguatkan keyakinan bahwasanya pengurus dan kader-kader Pemuda Muslim masih sangat membutuhkan upgrading agar wawasan pengetahuan khususnya bidang keorganisasian, kepemimpinan dan ideologi lebih terasah dan dapat menjadi bekal mereka dalam menggerakan roda organisasi sehingga tidak keluar dari koridor aturan yang telah ditetapkan dan lebih greget pastinya. (LS)