SoluSI.Info-Banjarnegara: Secara umum sudah terang kita ketahui bahwa semakin merebaknya perkembangan teknologi yang pesat saat ini, perlahan seni pertunjukan wayang kulit mulai meredup dan tergantikan posisinya dihati masyarakat. Seni pertunjukan wayang kulit memiliki muatan nilai adi luhung, positif sebagai media penanaman karakter kepada generasi muda. Nilai-nilai yang terkandung dalam wayang ini juga dapat mengasah kepekaan atau pengenalan terhadap lingkugan sosial masyarakat maupun kepada dirinya sendiri sebagai telaah manusia yang memanusiakan manusia.
Sebagai upaya menjaga budaya adiluhung tersebut, SMP Cokroaminoto Banjarmangu mengadakan pagelaran wayang kulit bersama dalang kondang Ki ompong Sudarsono. Kegiatan yang dilaksanakan pada Sabtu, 21 Januari 2023 di ruang aula sekolah ini, diikuti seluruh Guru dan siswa. Cerita yang dipertunjukkan oleh sang dalang adalah cerita tentang H.O.S Tjokroaminoto, Tjokroamiseno dan Kyai Hasan Besari, Siswa siswi juga diajak napak tilas melalui lakon semar yang menceritakan sejarah seorang ulama besar pada masanya yang melahhirkan cikal bakal dunia pergerakan dan pendidikan sampai saat ini.
Zaskia salah satu siswa kelas tujuh yang ikut menyaksikan pertunjukkan, mengungkapkan kegembiraanya karena sudah lama sekali tidak menyaksikan pegelaran wayang.
“saya merasa senang karena sudah lama sekali tidak melihat pertunjukan wayang kulit secara langsung dan ini menambah semangat saya untuk terus belajar budaya yang ada di Jawa, kebetulan saya juga suka nembang”. Ungkap Zaskia.
Guru Bimbingan dan Konseling Buyung Kahayunan menuturkan dalam sambutannya mewakili kepala sekolah bahwa, semua siswa siswi yang bersekolah di SMP Cokroaminoto Banjarmangu, harus berbangga karena memiliki sosok panutan seperti H.O.S Cokroaminoto sebagai tokoh revolusioner yang berjuluk Raja Jawa tanpa Mahkota, dan sebagai penerus perjuangannya harus terus menghidupkan semangat dalam berliterasi termasuk dalam sisi seni dan budaya.
“saya berharap semua siswa siswi yang bersekolah di SMP Cokroaminoto Banjarmangu, berbangga hati karena memiliki sosok panutan seperti H.O.S Tjokroaminoto sebagai tokoh revolusioner yang berjuluk Raja Jawa tanpa Mahkota, dan sebagai penerus perjuangannya kita harus terus menghidupkan semangat dalam berliterasi termasuk dalam sisi seni dan budaya”. Ucap Buyung. (jgm/ls)